terserah

Jumat, 01 Juni 2012

pengertian menyimak

Pengertian menyimak
Istilah mendengarkan, mendengar dan menyimak sering kita jumpai dalam dunia pengajaran bahasa. Ketiga istilah itu berkaitan dengan makna.
Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan. Hal itu terjadi secara kebetulan. Apa yang didengar mungkin tidak dimengerti maknanya dan mungkin pula tidak menjadi perhatian sama sekali. Suara yang didengar masuk telingan kanan dan keluar dari telinga kiri. Dalam hal tertentu suara yang didengar itu dipahami benar-benar maknanya. Hal itu terbukti dari reaksi si pendengar yang bersangkutan.
Mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Bila dalam peristiwa mendengar belum ada faktor kesengajaan , maka dalam peristiwa mendengarkan hal itu sudah ada. Faktor pemahaman biasanya juga mungkin tidak ada karena hal itu belum menjadi tujuan. Mendengarkan sudah mencakup mendengar.
Di antara ketiga istilah teraf tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka baik mendengar maupun mendengarkan sudah tercakup dalam menyimak.
Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan pembicarapun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu diambil keputusan menerima atau menolaknya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan difinisi menyimak sbb :
“ Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. “ Menyimak melinbatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan :
1.    mendapatkan fakta
2.    menganalisis fakta
3.    mengevaluasi fakta
4.    mendapatkan inspirasi
5.    menghibur diri
6.    meningkatkan kemampuan berbicara
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau eksperimen. Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan fakta ialah melalui membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan fakta melakui kegiatan membaca seperti membaca buku-buku ilmu pengetahuan, laporan penelitian, makalah hasil seminar,majalah ilmiah, dan populer, surat kabar, dsb. Hal yang seperti ini pun jarang dilakukan oleh rakyat biasa. Dalam masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui menyimak tersebut banyak sekali digunakan. Dalam masyarakat modern pun pengumpulan fakta melalui menyimak itu masih banyak digunakan.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung secara konsisten dari saat-ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapar menggunakan waktu ekstra. Yang dimaksud waktu ekstra adalah selisih kecepatan pembicaraan 120 – 150 kata per menit dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500 kata per menit. Analisis kata sangat penting dan merupakan landasan bagi penilaian fakta. Penilaian akan jitu bila hasil analisis itu benar.
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
1.    Benarkah fakta yang diajukan?
2.    Relevankah fakta yang diajukan?
3.    Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. Sebaliknya bila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang relevan, atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukan fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh kepada kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai mengevaluasi biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan pantas diterima atau ditolak.
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi :
1. cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2. cara penyampaian bahan pembicaraan
3. cara memikat perhatian pendengar
4. cara mengarahkan perhatian pendengar
5. cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6. cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara. Cara menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya dilakukan oleh mereka yang baru belajar menjadi orator dan mereka yang mau menjadi profesional dalam membawa acara atau master ceremony.
Berapa jam manusia menyimak dalam kegiatan sehari-hari? Jawaban pertanyaan itu bagi masyarakat diindonesia belum ada karena penelitian terhadap masalah tersebut sepengetahuan penulis belum pernah ada. Untuk sekedar informasi, penulis kutipan beberapa laporan hasil penelitian yang pernah dilaksanakan oleh para ahli di Amerika serikat. Donald E. Bird melaporkan hasil penelitiannya terhadap mahasiswa Stephene College Girls bahwa mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut dalam mengikuti perkuliahan membagi aktivitasnya sebagai berikut:
a. menyimak : 42%
b. berbicara : 25%
c. membaca : 15%
d. menulis : 18%
_____
Jumlah : 100% (Stuart Vhase, Power of Words, Harcourt, Brace & World,
Inc., New York, 1951, halaman 166)
Paul T. Rankin seorang ahli bidang komunikasi, meneliti tentang penggunaan waktu kerja sekelompok manusia, Laporan Rankin adalah sebagai berikut:
a. menyimak : 42%
b. berbicara : 32%
c. membaca : 15%
d. menulis : 11%
_____
Jumlah : 100% (Martin P. Anderson dkk. The speaker and His Audience,
Harper & Row Publisher, New York, Evanston, and London, halaman 158).
Hasil penelitian lainnya walaupun hasilnya agak bervareasi namun tetap membuktikan bahwa kegiatan menyimak lebih lama dari kegiatan berbicara, membaca atau menulis.
Sekarang mari kita perhatikan sejenak bagaiman perbandingan antara kegiatan menyimak dan berbicara dalam suatu diskusi dengan jumlah peserta yang berbeda-beda. Diskusi yang beranggotakan dua orang dan kesempatan berbicara untuk masing-masing anggota setengah jam, maka perbandingan antara kegiatan menyimak dan berbicara adalah 1 : 1. Dalam diskusi yang pesertanya tiga orang dengan kesempatan berbicara masing-masing setengah jam, perbandingan kegiatan menyimak dan berbicara adalah 2 : 1. Bila jumlah peserta diskusi empat orang, maka perbandingan tersebut menjadi 4 :1. Artinya semakin banyak peserta diskusi, semakin lama kegiatan menyimak. Untuk memperjelas uraian diatas perhatikanlah diagram berikut:
No. Urut    Jumlah Peserta    Kesempatan/orang    Perbandingan Bicara-Menyimak
        Berbicara    Menyimak   
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.    2 Orang
3 Orang
4 Orang
5 Orang
6 Orang
7 Orang
8 Orang    ½ jam
½ jam
½ jam
½ jam
½ jam
½ jam
½ jam    1x½ jam
2x½ jam
3x½ jam
4x½ jam
5x½ jam
6x½ jam
7x½ jam    1 : 1
1 : 2
1 : 3
1 : 4
1 : 5
1 : 6
1 : 7
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Tanda-tanda kesempurnaan ini amat banyak, antara lain kelihatan bahwa manusia (normal) dianugerahi dengan satu mulut dan dua telinga. Apa makna dari kenyataan ini?Kenyataan tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa faktor menyimak sangat penting, setidak-tidaknya, jalur untuk mendengar berbanding jalur untuk berbicara adalah 2:1.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar anak-anak sendiriaktivitas menyimak terjadi. Keluar dari rumah, terjadi dialog atau percakapan ataupun diskusi dengan teman sepermainan, rekan kerja sekantor, teman sekelas atau teman sejurusan di fakultas. Mungkin juga dialog terjadi di pasar sewaktu berbelanja. Dalam semua peristiwa itu pun aktivitas menyimak terjadi juga. Dalam mengikuti pendidikan baik di tingkat SD, SMP, SMA, ataupun tingkat perguruan tinggi tugas menyimak sangat sering dan harus dilakukan oleh siswa ataupun mahasiswa. Kemajuan ilmu dan teknologi khususnya di bidang komunikasi menyebabkan arus informasi melalui radio, telepon, televisi, rekaman, dan film semakin menderas. Dalam peristiwa ini pun keterampilan menyimka mutlak diperlukan. Pendek kata seribu satu macam kegiatan menuntut manusia terampil menyimak.
Uraian tersebut di atas menggambarkan secara umum betapa fungsionalnya kegiatan menyimak bagi kehidupan manusia. Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai:
1.    landasan belajar berbahasa
2.    penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3.    pelancar komunikasi lisan
4.    penambah informasi
Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara.
Hal yang sama terjadi pula pada saat orang dewasa belajar bahasa asing. Yang bersangkutan mulai dengan mendengarkan cara pengucapan fonem, kata, dan kalimat serta menghafalkan maknanya. Langkah berikutnya meniru pengucapan, dan mempraktekannya dalam berbicara. Semakin banyak yang bersangkutan menyimak, meniru, dan berlatih berbicara semakin cepat ia menguasai bahasa yang dipelajarinya.
Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata, dan kalimat serta menghafalkannya dalam berbicara. Semakin banyak yang bersangkutan menyimak, meniru, dan berlatih berbicara, semakin cepat ia menguasai bahasa yang dipelajarinya.
Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara, membaca, ataupun menulis. Petunjuk-petunjuk dalam belajar berbicara, membaca, ataupun menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berarti bahwa keterampilan menyimak memang benar-benar menunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis.
Komunikasi lisan dapat bebrbentuk jarak dekat dan jarak jauh dengan dua arah atau satu arah. Dalam komunikasi lisan dua arah, juga yang satu arah, faktor menyimak sangat penting. Penyimak harus memahami benar apa yang diutarakan pembicara. Bila penyimak memahami apa yang disampaikan pembicara maka ia dapat memberikan reaksi, respon, atau tanggapan yang tepat. Terutama dalam komunikasi lisan dua arah, menyimak berperan sebagai pelancar jalannya komunikasi. Pada giliran memberikan reaksi atas apa yang telah disimak, penyimak berubah manjadi pembicara, sedang pembicara pertama beralih fungsi sebagai penyimak. Bila penyimak kedua ini benar-benar menyimak pembicaraan teman bicaranya, maka ia dapat memberikan reaksi yang tepat pula. Dengan demikian terjadilah komunikasi dua arah yang lancar.
Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
Kata kunci: menyimak
Sebelumnya: Metode pengajaran menyimak
Selanjutnya : 10 teknik berbicara
balas




Tautan Bersponsor
Istilah mendengarkan, mendengar dan menyimak sering kita jumpai dalam dunia pengajaran bahasa. Ketiga istilah itu berkaitan dengan makna.
Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan. Hal itu terjadi secara kebetulan. Apa yang didengar mungkin tidak dimengerti maknanya dan mungkin pula tidak menjadi perhatian sama sekali. Suara yang didengar masuk telingan kanan dan keluar dari telinga kiri. Dalam hal tertentu suara yang didengar itu dipahami benar-benar maknanya. Hal itu terbukti dari reaksi si pendengar yang bersangkutan.
Mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Bila dalam peristiwa mendengar belum ada faktor kesengajaan , maka dalam peristiwa mendengarkan hal itu sudah ada. Faktor pemahaman biasanya juga mungkin tidak ada karena hal itu belum menjadi tujuan. Mendengarkan sudah mencakup mendengar.
Di antara ketiga istilah teraf tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka baik mendengar maupun mendengarkan sudah tercakup dalam menyimak.
Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan pembicarapun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu diambil keputusan menerima atau menolaknya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan difinisi menyimak sbb :
“ Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. “ Menyimak melinbatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan :
1.    mendapatkan fakta
2.    menganalisis fakta
3.    mengevaluasi fakta
4.    mendapatkan inspirasi
5.    menghibur diri
6.    meningkatkan kemampuan berbicara
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau eksperimen. Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan fakta ialah melalui membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan fakta melakui kegiatan membaca seperti membaca buku-buku ilmu pengetahuan, laporan penelitian, makalah hasil seminar,majalah ilmiah, dan populer, surat kabar, dsb. Hal yang seperti ini pun jarang dilakukan oleh rakyat biasa. Dalam masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui menyimak tersebut banyak sekali digunakan. Dalam masyarakat modern pun pengumpulan fakta melalui menyimak itu masih banyak digunakan.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung secara konsisten dari saat-ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapar menggunakan waktu ekstra. Yang dimaksud waktu ekstra adalah selisih kecepatan pembicaraan 120 – 150 kata per menit dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500 kata per menit. Analisis kata sangat penting dan merupakan landasan bagi penilaian fakta. Penilaian akan jitu bila hasil analisis itu benar.
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
1.    Benarkah fakta yang diajukan?
2.    Relevankah fakta yang diajukan?
3.    Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. Sebaliknya bila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang relevan, atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukan fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh kepada kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai mengevaluasi biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan pantas diterima atau ditolak.
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi :
1. cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2. cara penyampaian bahan pembicaraan
3. cara memikat perhatian pendengar
4. cara mengarahkan perhatian pendengar
5. cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6. cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara. Cara menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya dilakukan oleh mereka yang baru belajar menjadi orator dan mereka yang mau menjadi profesional dalam membawa acara atau master ceremony.
Berapa jam manusia menyimak dalam kegiatan sehari-hari? Jawaban pertanyaan itu bagi masyarakat diindonesia belum ada karena penelitian terhadap masalah tersebut sepengetahuan penulis belum pernah ada. Untuk sekedar informasi, penulis kutipan beberapa laporan hasil penelitian yang pernah dilaksanakan oleh para ahli di Amerika serikat. Donald E. Bird melaporkan hasil penelitiannya terhadap mahasiswa Stephene College Girls bahwa mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut dalam mengikuti perkuliahan membagi aktivitasnya sebagai berikut:
a. menyimak : 42%
b. berbicara : 25%
c. membaca : 15%
d. menulis : 18%
_____
Jumlah : 100% (Stuart Vhase, Power of Words, Harcourt, Brace & World,
Inc., New York, 1951, halaman 166)
Paul T. Rankin seorang ahli bidang komunikasi, meneliti tentang penggunaan waktu kerja sekelompok manusia, Laporan Rankin adalah sebagai berikut:
a. menyimak : 42%
b. berbicara : 32%
c. membaca : 15%
d. menulis : 11%
_____
Jumlah : 100% (Martin P. Anderson dkk. The speaker and His Audience,
Harper & Row Publisher, New York, Evanston, and London, halaman 158).
Hasil penelitian lainnya walaupun hasilnya agak bervareasi namun tetap membuktikan bahwa kegiatan menyimak lebih lama dari kegiatan berbicara, membaca atau menulis.
Sekarang mari kita perhatikan sejenak bagaiman perbandingan antara kegiatan menyimak dan berbicara dalam suatu diskusi dengan jumlah peserta yang berbeda-beda. Diskusi yang beranggotakan dua orang dan kesempatan berbicara untuk masing-masing anggota setengah jam, maka perbandingan antara kegiatan menyimak dan berbicara adalah 1 : 1. Dalam diskusi yang pesertanya tiga orang dengan kesempatan berbicara masing-masing setengah jam, perbandingan kegiatan menyimak dan berbicara adalah 2 : 1. Bila jumlah peserta diskusi empat orang, maka perbandingan tersebut menjadi 4 :1. Artinya semakin banyak peserta diskusi, semakin lama kegiatan menyimak. Untuk memperjelas uraian diatas perhatikanlah diagram berikut:
No. Urut    Jumlah Peserta    Kesempatan/orang    Perbandingan Bicara-Menyimak
        Berbicara    Menyimak   
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.    2 Orang
3 Orang
4 Orang
5 Orang
6 Orang
7 Orang
8 Orang    ½ jam
½ jam
½ jam
½ jam
½ jam
½ jam
½ jam    1x½ jam
2x½ jam
3x½ jam
4x½ jam
5x½ jam
6x½ jam
7x½ jam    1 : 1
1 : 2
1 : 3
1 : 4
1 : 5
1 : 6
1 : 7
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Tanda-tanda kesempurnaan ini amat banyak, antara lain kelihatan bahwa manusia (normal) dianugerahi dengan satu mulut dan dua telinga. Apa makna dari kenyataan ini?Kenyataan tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa faktor menyimak sangat penting, setidak-tidaknya, jalur untuk mendengar berbanding jalur untuk berbicara adalah 2:1.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar anak-anak sendiriaktivitas menyimak terjadi. Keluar dari rumah, terjadi dialog atau percakapan ataupun diskusi dengan teman sepermainan, rekan kerja sekantor, teman sekelas atau teman sejurusan di fakultas. Mungkin juga dialog terjadi di pasar sewaktu berbelanja. Dalam semua peristiwa itu pun aktivitas menyimak terjadi juga. Dalam mengikuti pendidikan baik di tingkat SD, SMP, SMA, ataupun tingkat perguruan tinggi tugas menyimak sangat sering dan harus dilakukan oleh siswa ataupun mahasiswa. Kemajuan ilmu dan teknologi khususnya di bidang komunikasi menyebabkan arus informasi melalui radio, telepon, televisi, rekaman, dan film semakin menderas. Dalam peristiwa ini pun keterampilan menyimka mutlak diperlukan. Pendek kata seribu satu macam kegiatan menuntut manusia terampil menyimak.
Uraian tersebut di atas menggambarkan secara umum betapa fungsionalnya kegiatan menyimak bagi kehidupan manusia. Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai:
1.    landasan belajar berbahasa
2.    penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3.    pelancar komunikasi lisan
4.    penambah informasi
Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara.
Hal yang sama terjadi pula pada saat orang dewasa belajar bahasa asing. Yang bersangkutan mulai dengan mendengarkan cara pengucapan fonem, kata, dan kalimat serta menghafalkan maknanya. Langkah berikutnya meniru pengucapan, dan mempraktekannya dalam berbicara. Semakin banyak yang bersangkutan menyimak, meniru, dan berlatih berbicara semakin cepat ia menguasai bahasa yang dipelajarinya.
Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata, dan kalimat serta menghafalkannya dalam berbicara. Semakin banyak yang bersangkutan menyimak, meniru, dan berlatih berbicara, semakin cepat ia menguasai bahasa yang dipelajarinya.
Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara, membaca, ataupun menulis. Petunjuk-petunjuk dalam belajar berbicara, membaca, ataupun menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berarti bahwa keterampilan menyimak memang benar-benar menunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis.
Komunikasi lisan dapat bebrbentuk jarak dekat dan jarak jauh dengan dua arah atau satu arah. Dalam komunikasi lisan dua arah, juga yang satu arah, faktor menyimak sangat penting. Penyimak harus memahami benar apa yang diutarakan pembicara. Bila penyimak memahami apa yang disampaikan pembicara maka ia dapat memberikan reaksi, respon, atau tanggapan yang tepat. Terutama dalam komunikasi lisan dua arah, menyimak berperan sebagai pelancar jalannya komunikasi. Pada giliran memberikan reaksi atas apa yang telah disimak, penyimak berubah manjadi pembicara, sedang pembicara pertama beralih fungsi sebagai penyimak. Bila penyimak kedua ini benar-benar menyimak pembicaraan teman bicaranya, maka ia dapat memberikan reaksi yang tepat pula. Dengan demikian terjadilah komunikasi dua arah yang lancar.
Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
Kata kunci: menyimak
Sebelumnya: Metode pengajaran menyimak
Selanjutnya : 10 teknik berbicara
balas




Tautan Bersponsor






Tidak ada komentar:

Posting Komentar